Langsung ke konten utama

CHECKPOINT SIKLUS SEL

  2.2   Sistem Kontrol Siklus Sel Pengaturan dalam siklus sel sangat tergantung pada sistem pengontrolan siklus sel yang jelas, yaitu adanya checkpoint pada fase-fase tertentu untuk pengontrolan secara internal maupun eksternal. 1 Kemampuan sel untuk memulai dan melanjutkan siklus sel diatur oleh interaksi sekelompok protein yang saling berkaitan yaitu Cyclin, dan Cyclin Dependent Kinase (CDK). 2 a.       Cyclin . Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor. b.       Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel b

HISTOLOGI DARAH

Darah adalah jaringan ikat khusus dimana sel darah tersuspensi dalam cairan ekstra sel. Darah pada orang dewasa memiliki volume sekitar 5liter yang beredar dalam suatu system tertutup disebut system sirkulasi. Darah tersusun oleh dua komponen yaitu komponen berbentuk (eritrosit, leukosit, dan platelet), dan komponen tidak berbentuk (plasma). Sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah merupakan unsur berbentuk dalam darah, sedangkan plasma adalah cairan kekuningan yang di dalamnya terdapat dan/atau terlarut sel, keping darah, zat organik, dan elektrolit.

2.1.2      Leukosit

Leukosit (sel darah putih) memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sel darah merah; malah, dalam seorang dewasa sehat hanya ditemukan 6.500 hingga 10.000 sel darah putih per mm3 darah.  Leukosit bermigrasi ke jaringan, untuk melakukan fungsinya. Sesuai jenis granul dalam sitoplasma dan bentuk intinya, leukosit terbagi menjadi dua kelompok yaitu granulosit dan agranulosit.

Granulosit memiliki inti polimorfik dengan 2 atau lebih lobus dan mencakup neutrofil, eosinofil, dan basophil. Granulosit memiliki granula spesifik dalam sitoplasmanya. Agranulosit tidak memiliki granul spesifik, tetapi sel ini mengandung granul azurofilik (lisosom), dan intinya berbentuk bulat atau berlekuk. Kelompok sel ini meliputi limfosit dan monosit. Semua leukosit terlibat dalam pertahanan terhadap mikroorganisme, dan pada perbaikan jaringan yang cedera.

Berikut adalah jenis leukosit granulosit.

2.1.2.1  Neutrofil

Sebagian besar populasi sel darah putih terdiri dari neutrofil, sekitar 60% hingga 70% dari total populasi leukosit. Neutrofil memiliki diameter 9 hingga 12 µm dengan inti yang berlobul banyak. Neutrofil memiliki granula spesifik, azurofilik, dan tersier. Granul yang lebih banyak adalah granul spesifik, yang sangat kecil dan di dekat ambang batas resolusi mikroskop cahaya, dan granul azurofil, yang merupakan lisosom khusus dengan komponen untuk membunuh bakteri yang ditelan. Neutrofil memfagositosis dan menghancurkan bakteri dengan menggunakan zat-zat yang terkandung dalam berbagai granulanya.

2.1.2.2  Eosinofil

Eosinofil mencakup kurang dari 4% populasi total sel darah putih. Eosinofil memiliki granula spesifik dan granula azurofilik. Sel ini berukuran kurang lebih sama dengan neutrofi dan mengandung inti bilobus yang khas. Granula spesifiknya berbentuk lonjong (panjang 1,0 hingga 1,5 µm, lebar <1,0 µm dan berwarna merah muda. Granul spesifik eosinofil memiliki banyak inti kristalin pipih yang mengandung protein basa utama, yaitu faktor yang kaya akan arginin dan menimbulkna sifat asidofilia yang intens pada granul tersebut. Eosinofil membantu mengeliminasi kompleks antigen antibodi dan menghancurkan cacing-cacing parasitic.

2.1.2.3  Basofil

Basofil mencakup kurang dari 1% populasi total leukosit, dengan diameter 8 hingga 10 µm (pada sediaan apus) dan memiliki inti berbentuk huruf S, yang seringkali terselubung oleh granula-granula spesifik yang besar dan banyak dalam sitoplasmanya. Basofil merupakan sel yang fungsinya mirip dengan sel mast, walaupun asal usulnya berbeda. Basofil memiliki beberapa reseptor permukaan pada plasmalemanya, termasuk reseptor imunoglobulin E (IgE) (FcERI).

Basofil memiliki granula spesifik dan granula azurofilik. Granula spesifik basofil berwarna biru tua. Diameter granula-granula ini kira-kira 0,5 µm dan seringkali ditemukan pada pinggiran sel, sehingga dengan mikroskop cahaya akan tampak adanya perimeter di sekitar basofil yang berkesan kasar yang khas. Granula-granula ini mengandung heparin dan histamin. Granula azurofilik non-spesifik merupakan lisosom yang mengandung enzim-enzim yang serupa dengan lisosom neutrophil.

2.1.3      Trombosit

Platelet darah (trombosit) adalah fragmen sel mirip-cakram, dan tak berinti, dengan diameter 2-4 µm. Trombosit berasal dari fragmentasi di ujung prosessus sitoplasma yang terjulur dari sel poliploid raksasa yang disebut megakariosit dalam sumsum tulang. Setiap trombosit memiliki zona perifer yang terpulas ringary yaifu hialomer, dan suatu zona sentral yang mengandung granul gelap yang disebut granulomer. Ultrastruktur granulomer menunjukkan adanya sedikit mitokondria, endapan glikogen, peroksisom, dan tiga tipe granula: granula alpha (a-granules), granula delta (8- granules), and granula lambda (λ-granules) (lisosom).

Granula delta yang bersifat padat-elektron, berdiameter 250-300 nm, mengandung adenosin difosfat (ADP), adenosin trifosfat (ATP), dan serotonin yang diambil oleh plasma. Granula alfa berukuran lebih besar (berdiameter 300-500 nm) dan mengandung platelet-deriaed growth factor, faktor trombosit 4, dan beberapa protein spesifik-trombosit lain. Kebanyakan granul azurofilik yang tampak dengan mikroskop cahaya dalam granulomer trombosit adalah granula alfa. Vesikel kecil yang berdiameter 175-250 nm terbukti hanya mengandung enzim lisosom dan disebut granula lambda. Keping darah berfungsi dalam menghentikan perdarahan pada lapisan endotel pembuluh darah jika terjadi luka.

 

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHECKPOINT SIKLUS SEL

  2.2   Sistem Kontrol Siklus Sel Pengaturan dalam siklus sel sangat tergantung pada sistem pengontrolan siklus sel yang jelas, yaitu adanya checkpoint pada fase-fase tertentu untuk pengontrolan secara internal maupun eksternal. 1 Kemampuan sel untuk memulai dan melanjutkan siklus sel diatur oleh interaksi sekelompok protein yang saling berkaitan yaitu Cyclin, dan Cyclin Dependent Kinase (CDK). 2 a.       Cyclin . Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor. b.       Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel b

HAK & KEWAJIBAN DOKTER-PASIEN

  Berdasarkan UU No 29 Tahun 2004 Ø     Dokter Pasal Hak Pasal Kewajiban                             Pasal 50 a.      memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;                             Pasal 51 a.      memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;   b.     memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;   b.     merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;   c.      memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan