Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

CHECKPOINT SIKLUS SEL

  2.2   Sistem Kontrol Siklus Sel Pengaturan dalam siklus sel sangat tergantung pada sistem pengontrolan siklus sel yang jelas, yaitu adanya checkpoint pada fase-fase tertentu untuk pengontrolan secara internal maupun eksternal. 1 Kemampuan sel untuk memulai dan melanjutkan siklus sel diatur oleh interaksi sekelompok protein yang saling berkaitan yaitu Cyclin, dan Cyclin Dependent Kinase (CDK). 2 a.       Cyclin . Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor. b.       Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel b

CHECKPOINT SIKLUS SEL

  2.2   Sistem Kontrol Siklus Sel Pengaturan dalam siklus sel sangat tergantung pada sistem pengontrolan siklus sel yang jelas, yaitu adanya checkpoint pada fase-fase tertentu untuk pengontrolan secara internal maupun eksternal. 1 Kemampuan sel untuk memulai dan melanjutkan siklus sel diatur oleh interaksi sekelompok protein yang saling berkaitan yaitu Cyclin, dan Cyclin Dependent Kinase (CDK). 2 a.       Cyclin . Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor. b.       Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel b

MORFOLOGI USUS BESAR

  1.      MORFOLOGI INTESTINUM CRASSUM Intestinum crassum biasa disebut usus besar terbentang dari ujung distal ileum hingga anus, panjangnya sekitar 1.5meter pada orang dewasa. Intestinum crassum mengabsorbsi cairan dan garam-garam dari isi lumen intestinum, dengan   demikian   membentuk   feces,   Karakteristik umum sebagian besar intestinum crassum adalah memiliki diameter lumen yang lebih besar dibandingkan diameter lumen intestinum tenue; peritoneum colon tertutupi akumulasi lemak (appendices epiploicae/ appendices omentales); pemisahan musculus longitudinalis pada dindingnya menjadi 3 pita sempit (taeniae coli), yang mula-mula terdapat di caecum dan colon dan kurang terlihat pada rectum; dan terdapat sacculasi pada colon (haustra coli). Intestinum crassum terdiri dari caecum, appendix vermiformis, colon, rectum, dan canalis analis. Penjelasannya diuraikan sebagai berikut. 1.1     Caecum dan Appendix Vermiformis Caecum merupakan bagian pertama dari intestinum crassum. Caec

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

 PELECEHAN DAN PERUNDUNGAN SEKSUAL KATA PENGANTAR           Puji syukur atas kehadirat   Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat luar biasa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mini dengan kasus yang diangkat tentang ”Perundungan dan Pelecehan Seksual”, sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial dalam Blok Humaniora.           Dalam proses dan penyusunan Makalah ini, penulis banyak mendapatkan petunjuk serta referensi yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu hingga Makalah ini dapat tersusun.           Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan Makalah ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.     BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Belakangan ini, ki

PERAN PARU DALAM KESEIMBANGAN ASAM BASA

  Kunci bagi keseimbangan [H + ] adalah pemeliharaan alkalinitas normal CES (pH 7,4) meskipun selalu terjadi penambahan asam. [H + ] bebas yang dihasilkan sebagian besar harus dikeluarkan dari larutan selagi berada di tubuh dan akhirnya harus dikeluarkan sehingga pH cairan tubuh dapat tetap ada dalam kisaran sempit yang memungkinkan hidup. Juga harus terdapat mekanisme untuk mengompensasi secara cepat situasi-situasi di mana CES menjadi terlalu basa. Terdapat tiga lini pertahanan terhadap perubahan [H + ] yang bekerja untuk mempertahankan [H + ] di cairan tubuh pada kadar hampir tetap meskipun pemasukan tidak diatur: (1) sistem dapar (penyangga) kimiawi, (2) mekanisme petnapasan untuk mengontrol pH, dan (3) mekanisme ginjal untuk mengontrol pH. Sistem pernapasan mengatur [H + ] dengan mengontrol laju pengeluaran CO2 Sistem pernapasan berperan penting dalam keseimbangan asam-basa melalui kemampuannya mengubah ventilasi paru dan karenanya mengubah ekskresi CO 2 , penghasil [H + ]