Langsung ke konten utama

CHECKPOINT SIKLUS SEL

  2.2   Sistem Kontrol Siklus Sel Pengaturan dalam siklus sel sangat tergantung pada sistem pengontrolan siklus sel yang jelas, yaitu adanya checkpoint pada fase-fase tertentu untuk pengontrolan secara internal maupun eksternal. 1 Kemampuan sel untuk memulai dan melanjutkan siklus sel diatur oleh interaksi sekelompok protein yang saling berkaitan yaitu Cyclin, dan Cyclin Dependent Kinase (CDK). 2 a.       Cyclin . Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor. b.       Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel b

PERAN PARU DALAM KESEIMBANGAN ASAM BASA

 


Kunci bagi keseimbangan [H+] adalah pemeliharaan alkalinitas normal CES (pH 7,4) meskipun selalu terjadi penambahan asam. [H+] bebas yang dihasilkan sebagian besar harus dikeluarkan dari larutan selagi berada di tubuh dan akhirnya harus dikeluarkan sehingga pH cairan tubuh dapat tetap ada dalam kisaran sempit yang memungkinkan hidup. Juga harus terdapat mekanisme untuk mengompensasi secara cepat situasi-situasi di mana CES menjadi terlalu basa.

Terdapat tiga lini pertahanan terhadap perubahan [H+] yang bekerja untuk mempertahankan [H+] di cairan tubuh pada kadar hampir tetap meskipun pemasukan tidak diatur: (1) sistem dapar (penyangga) kimiawi, (2) mekanisme petnapasan untuk mengontrol pH, dan (3) mekanisme ginjal untuk mengontrol pH.

Sistem pernapasan mengatur [H+] dengan mengontrol laju pengeluaran CO2

Sistem pernapasan berperan penting dalam keseimbangan asam-basa melalui kemampuannya mengubah ventilasi paru dan karenanya mengubah ekskresi CO2, penghasil [H+]. Tingkat aktivitas pernapasan sebagian diatur oleh [H+] arteri, sebagai berikut (Tabel 15-7):

1.     Ketika [H+] arteri meningkat akibat kausa nonrespiratorik (metabolik), pusat pernapasan di batang otak secara refleks terangsang untuk meningkatkan ventilasi paru (kecepatan pertukaran antara paru dan atmosfer). Sewaktu kecepatan dan kedalaman napas bertambah, lebih banyak CO2, dihembuskan keluar sehingga H2CO3, yang ditambahkan ke dalam cairan tubuh berkurang. Karena CO2, membentuk asam maka pengeluaran CO2, pada hakikatnya menghilangkan asam dari sumber ini di tubuh, menghilangkan kelebihan asam yang berasal dari sumber nonrespiratorik.

2.     Sebaliknya, ketika [H+] arteri curun, ventilasi paru berkurang. Akibat pernapasan yang lebih dangkal dan lambat, CO2 yang diproduksi oleh metabolisme berdifusi dari sel ke darah lebih cepat daripada pengeluarannya dari darah oleh paru sehingga terjadi akumulasi CO2 penghasil asam di darah, memulihkan [H+] menuju normal.

Paru sangat penting dalam mempertahankan [H+]. Setiap hari organ ini mengeluarkan dari cairan tubuh [H+] yang berasal dari asam karbonat dalam jumlah 100 kali lebih banyak dari yang dikeluarkan oleh ginjal dari sumber di luar asam karbonat. Selain itu, sistem pernapasan, melalui kemampuannya mengatur CO2 arteri, dapat menyesuaikan jumlah [H+] yang ditambahkan ke cairan tubuh dari sumber ini sesuai kebutuhan untuk memulihkan pH ke arah normal ketika terjadi fluktuasi [H+] dari sumber selain asam karbonat.

Sistem pernapasan berfungsi sebagai lini kedua pertahanan terhadap perubahan [H+].

Regulasi oleh sistem pernapasan bekerja dengan kecepatan sedang, aktif hanya jika sistem dapar saja tidak mampu meminimalkan perubahan [H+]. Jika terjadi penyimpangan [H+] maka sistem dapar segera berespons, sementara penyesuaian pada ventilasi memerlukan beberapa menit sebelum dimulai. Jika penyimpangan [H+] tersebut tidak cepat dan tuntas dikoreksi oleh sistem dapar maka sistem pernapasan beraksi dalam beberapa menit kemudian sehingga berfungsi sebagai lini kedua pertahanan terhadap perubahan [H+].

Sistem pernapasan sendiri dapat mengembalikan pH ke hanya 50% sampai 75% ke normalnya. Ketidakmampuan sistem pernapasan mengompensasi secara penuh ketidakseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh faktor di luar sistem pernapasan disebabkan oleh dua alasan. Pertama, selama kompensasi respiratorik terhadap suatu penyimpangan pH, kemoreseptor perifer, yang meningkatkan ventilasi sebagai respons terhadap peningkatan [H+] arteri, dan kemoreseptor sentral, yang meningkatkan ventilasi sebagai respons terhadap peningkatan [CO2] (dengan memantau H+ yang dihasilkan oleh CO2, di CES otak), bekerja bertentangan. Ketika mendeteksi peningkatan [H+] arteri, kemoreseptor perifer secara refleks merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan ventilasi sehingga lebih banyak CO2, pembentuk asam yang dibuang keluar. Namun, sebagai respons terhadap penurunan CO2, kemoreseptor sentral mulai menghambat pusat pernapasan. Dengan melawan kerja kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral menghentikan peningkatan kompensatorik ventilasi sebelum pH kembali ke normal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HISTOLOGI DARAH

Darah adalah jaringan ikat khusus dimana sel darah tersuspensi dalam cairan ekstra sel. Darah pada orang dewasa memiliki volume sekitar 5liter yang beredar dalam suatu system tertutup disebut system sirkulasi . Darah tersusun oleh dua komponen yaitu komponen berbentuk (eritrosit, leukosit, dan platelet), dan komponen tidak berbentuk (plasma). Sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah merupakan unsur berbentuk dalam darah, sedangkan plasma adalah cairan kekuningan yang di dalamnya terdapat dan/atau terlarut sel, keping darah, zat organik, dan elektrolit. 2.1.2       Leukosit Leukosit (sel darah putih) memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sel darah merah; malah, dalam seorang dewasa sehat hanya ditemukan 6.500 hingga 10.000 sel darah putih per mm3 darah.  Leukosit bermigrasi ke jaringan, untuk melakukan fungsinya. Sesuai jenis granul dalam sitoplasma dan bentuk intinya, leukosit terbagi menjadi dua kelompok yaitu granulosit dan agranulosit. Granulos

CHECKPOINT SIKLUS SEL

  2.2   Sistem Kontrol Siklus Sel Pengaturan dalam siklus sel sangat tergantung pada sistem pengontrolan siklus sel yang jelas, yaitu adanya checkpoint pada fase-fase tertentu untuk pengontrolan secara internal maupun eksternal. 1 Kemampuan sel untuk memulai dan melanjutkan siklus sel diatur oleh interaksi sekelompok protein yang saling berkaitan yaitu Cyclin, dan Cyclin Dependent Kinase (CDK). 2 a.       Cyclin . Jenis cyclin utama dalam siklus sel adalah cyclin D, E, A, dan B. Cyclin diekspresikan secara periodik sehingga konsentrasi cyclin berubah-ubah pada setiap fase siklus sel. Berbeda dengan cyclin yang lain, cyclin D tidak diekspresikan secara periodik akan tetapi selalu disintesis selama ada stimulasi growth factor. b.       Cyclin-dependent kinases (Cdk). Cdk utama dalam siklus sel adalah Cdk 4, 6, 2, dan 1. Cdks merupakan treonin atau serin protein kinase yang harus berikatan dengan cyclin untuk aktivasinya. Konsentrasi Cdks relatif konstan selama siklus sel b

HAK & KEWAJIBAN DOKTER-PASIEN

  Berdasarkan UU No 29 Tahun 2004 Ø     Dokter Pasal Hak Pasal Kewajiban                             Pasal 50 a.      memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;                             Pasal 51 a.      memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;   b.     memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;   b.     merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;   c.      memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan