PELECEHAN DAN PERUNDUNGAN SEKSUAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat luar biasa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah Mini dengan
kasus yang diangkat tentang ”Perundungan dan Pelecehan Seksual”, sebagai salah
satu tugas Mata Kuliah Psikologi Sosial dalam Blok Humaniora.
Dalam proses dan penyusunan Makalah
ini, penulis banyak mendapatkan petunjuk serta referensi yang sangat bermanfaat
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
sudah membantu hingga Makalah ini dapat tersusun.
Penulis menyadari tiada satupun karya
manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan Makalah ini
sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belakangan
ini, kita sering mendengar kasus-kasus kejahatan yang menyangkut tentang bullying
dan pelecehan seksual. Contohnya pada kasus yang berjudul “Perundungan dan
Pelecehan di KPI” oleh reporter M Julnis Firmansyah – TEMPO.CO pada hari Jumat, 3
Sep 2021 10.08 WIB. Pelecehan
seksual sebagai tindakan melecehkan kehormatan orang lain, baik yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok kepada
seseorang yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang bersangkutan
tersebut.
Bullying
sering dikenal dengan istilah pemalakan, pengucilan, serta intimidasi. Bullying
merupakan perilaku dengan karakteristik melakukan tindakan yang merugikan orang
lain secara sadar dan dilakukan secara berulang-ulang dengan penyalahgunaan
kekuasaan secara sistematis. Perilaku ini meliputi tindakan secara fisik
seperti menendang dan menggigit, secara verbal seperti menyebarkan isu dan
melalui perangkat elektronik atau cyberbullying. Semua tindakan bullying, baik
fisik maupun verbal, akan menimbulkan dampak fisik maupun psikologis bagi
korbannya
Bullying
dan Pelecehan seksual ini kini telah menjadi masalah sosial yang cukup serius
dan memprihatinkan di Indonesia. Tindak kejahatan ini seringkali dialami oleh
kaum wanita. Namun belakangan ini, pelecehan seksual tidak hanya dialami oleh
wanita dewasa saja, tetapi juga banyak dialami oleh anak-anak, baik laki-laki
maupun perempuan.
Bullying
serta Pelecehan seksual ini tidak hanya menimbulkan dampak yang secara fisik,
tetapi juga dampak secara mental. Dampak secara fisik tidak membutuhkan waktu
yang terlalau lama untuk mengobatinya, tetapi dampak secara mental bisa
membutuhkan waktu bertahun-tahun agar dapat pulih seperti sedia kala. Bahkan,
ada juga yang sampai menderita masalah kejiwaan bahkan sampai memutuskan
melakukan bunuh diri, karena tidak kuat menahan penderitaan dan rasa malu
akibat pelecehan seksual yang dialaminya.
Oleh
karena itu pelecehan seksual ini merupakan masalah sosial serius yang segera
membutuhkan penyelesain, agar tidak ada lagi korban akibat pelecehan seksual
ini. Selain pihak pemerintah, kita terutama kaum wanita yang lebih rentan
terhadap tindak kejahatan pelecehan seksual ini, juga harus lebih waspada dan
menghindari gaya berbusana yang dapat mengundang terjadinya tindak pelecehan
seksual.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana
analisis kasus pelecehan tersebut berdasarkan teori psikologi ?
2. Bagaimana
analisis kasus pelecehan tersebut berdasarkan pemikiran anda ?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan Makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas berpasangan Mata
Kuliah Psikologi Sosial Blok Humaniora,
serta untuk mengetahui hasil analisis dari kasus yang kami angkat yaitu
tentang Pelecehan Seksual, baik berdasarkan teori maupun pendapat kami sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Berdasarkan Teori
Kasus yang kami angkat menunjukan adanya
tindakan perundungan atau Bullying yang terjadi ditempat kerja. Hal ini sesuai
dengan materi dari sumber yang kami dapatkan mengenai Psikologi Terapan yaitu
Bullying di Tempat Kerja sekaligus terdapat juga unsur pelecehan seksual.
Bullying di tempat
kerja adalah kondisi di mana seseorang secara terus menerus merasa tertekan
karena mendapatkan tindakan negatif dari sesama rekan kerja di mana dirinya
tidak mendapatkan kesempatan untuk membela diri (Einarsen dalam Astrauskaite,
Kern, & Notelaers, 2014). Bullying di
tempat kerja juga didefinisikan sebagai
perilaku berulang yang tidak diinginkan yang menyebabkan
rasa terhina, tertekan, stres yang dilakukan langsung kepada individu atau
rekan kerja dan berakibat pada penurunan kinerja
dan terciptanya kondisi kerja yang tidak nyaman (Rothman & Rothman dalam Leigh, Robyn, Madelyn, & Jenni, 2014).
Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan bullying di tempat
kerja terhadap rekan kerjanya. Menurut Oade (2009) ada 3 alasan seseorang
melakukan bullying salah satu alasannya sesuai dengan kasus kami yaitu : Perasaan terancam dan cemburu oleh keberadaan
rekan kerja yang mungkin lebih muda, lebih potensial dan lebih berprestasi
dibanding dirinya. Oleh karenanya, intimidasi dilakukan untuk menurunkan
kepercayaan diri dan merusak reputasi
rekan kerja yang dianggap sebagai saingan dan ancaman tersebut.
Van den Broeck (dalam Leigh, Robyn,
Madelyn, & Jenni, 2014) menyebutkan beberapa akibat langsung maupun tidak
langsung bullying di tempat kerja
pada organisasi atau perusahaan tempat korban bullying bekerja. Akibat-akibat tersebut adalah (1) kinerja individu
yang buruk, (2) meningkatnya ketidakhadiran individu korban bullying, (3) meningkatnya turnover karyawan, (4) berkurangnya produktivitas dan kualitas kerja
karyawan, (5) meningkatnya pengeluaran pengobatan bagi karyawan, (6)
memburuknya citra perusahaan, dan
sebagainya.
2.2 Analisis
Kasus Berdasarkan Pendapat
Menurut kami kasus masalah sosial yang kami
angkat berkaitan dengan Bullying dan Pelecehan seksual yang terjadi di tempat
kerja. Bullying menurut kami adalah
bagian dari perilaku agresif, yang dilakukan secara berulang, dan terdapat
ketidakseimbangan kekuasaan sehingga sulit bagi korban untuk membela dirinya.
Ini sesuai dengan kasus yang ada, dimana korban mendapatkan perundungan oleh
senior di tempat kerjanya dan tidak berani untuk melawan karena korban sangat
membutuhkan pekerjaannya untuk menghidupi anak dan keluarganya. Perundungan dan
pelecehan yang dilakukan pelaku sangat membuat mental korban terkikis sehingga
menyebabkan gangguan mental dan psikologis. Dampak bullying pada korban diantaranya
kesehatan fisiknya menurun, dan sulit tidur . Seorang korban juga cenderung
memiliki psychological well-being yang rendah seperti perasaan tidak bahagia
secara umum, self-esteem rendah,perasaan marah, sedih, tertekan dan terancam
ketika berada pada situasi tertent. Secara psikologis, seseorang korban akan
mengalami psychological distress; misalnya adalah tingkat kecemasan yang
tinggi, depresi dan pikiran-pikiran untuk bunuh diri. Secara akademis seorang
korban akan mengalami poor results; prestasi akademis menurun, kurangnya
konsentrasi . Oleh karena dampak bullying yang banyak dan 2 sangat merugikan
korban, fenomena ini harus bisa ditangani. Salah satu cara dengan tindakan
preventif yaitu intervensi terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam situasi
bullying.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
· Bullying di tempat kerja
merupakan perilaku berulang
yang tidak diinginkan yang menyebabkan rasa terhina, tertekan, stres
yang dilakukan langsung kepada individu atau rekan kerja dan berakibat pada
penurunan kinerja dan terciptanya
kondisi kerja yang tidak nyaman. Bullying bagian dari perilaku
agresif, yang dilakukan secara berulang, dan terdapat ketidakseimbangan
kekuasaan sehingga sulit bagi korban untuk membela dirinya.
· Alasan seseorang
melakukan bullying yaitu perasaan
terancam dan cemburu oleh keberadaan rekan kerja yang mungkin lebih muda, lebih
potensial dan lebih berprestasi dibanding dirinya. Oleh karenanya, intimidasi
dilakukan untuk menurunkan kepercayaan diri dan merusak reputasi
rekan kerja yang dianggap sebagai saingan dan ancaman tersebut.
· Dampak bullying pada korban diantaranya
kesehatan fisiknya menurun, dan sulit tidur . perasaan tidak bahagia secara
umum, perasaan marah, sedih, tertekan dan terancam ketika berada pada situasi
tertent. Secara psikologis, seseorang korban akan mengalami psychological
distress; misalnya adalah tingkat kecemasan yang tinggi, depresi dan
pikiran-pikiran untuk bunuh diri. Secara akademis seorang korban akan mengalami
poor results; prestasi akademis menurun, kurangnya konsentrasi .
3.2 Saran
Diharapkan
fenomena bullying atau tindak pelecehan tersebut harus bisa ditangani. Salah
satu cara dengan tindakan preventif yaitu intervensi terhadap pihak-pihak yang
terlibat dalam situasi bullying. Sesame rekan kerja seharusnya bisa saling
menghargai dan menghormati.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyadi Seto, dkk. Psikologi Sosial. 2016.
Jakarta : Penerbit Gunadarma
Link Kasus : Perundungan
dan Pelecehan di KPI, Komisioner: Dinding Penyekat Kaca Transparan - Metro
Tempo.co
Komentar
Posting Komentar